Ciri Konten yang Tidak Bisa Monetisasi — Sudah pernah mengunggah konten tapi tidak bisa monetisasi? Mungkin ini penyebabnya. Kali ini mimin sribucara akan membahas mengapa konten tidak bisa monetisasi dan justru malah mendapat pemberitahuan pelanggaran dari Facebook. Mari kita bahas…
Daftar Isi
Apa itu Monetisasi Konten?
Monetisasi konten adalah proses menghasilkan pendapatan dari konten yang telah kreator unggah di platform digital, termasuk Facebook. Bagi para kreator, fitur ini menjadi peluang besar untuk mendapatkan penghasilan dari video atau postingan yang mereka buat. Namun, tidak semua konten dapat menghasilkan pendapatan. Facebook memiliki kebijakan ketat mengenai jenis konten yang memenuhi syarat untuk mendapatkan iklan atau pendapatan lainnya.
Mengapa Konten Tidak Bisa Dimonetisasi?
Ada beberapa alasan mengapa konten tidak bisa menghasilkan pendapatan. Facebook memiliki pedoman komunitas dan kebijakan monetisasi yang harus kreator patuhi. Jika suatu konten melanggar kebijakan tersebut, Facebook dapat menonaktifkan fitur monetisasi pada akun kreator. Beberapa alasan umum termasuk penggunaan materi berhak cipta, pelanggaran aturan komunitas, atau kurangnya keterlibatan audiens.
Ciri Konten yang Tidak Bisa Monetisasi
- Menampilkan Anak-Anak sebagai Aktor Utama. Facebook melarang konten yang mengeksploitasi anak-anak sebagai aktor utama. Jika seorang anak tampil dalam video hanya sebagai bagian dari latar belakang atau figuran, masih diperbolehkan. Namun, jika anak menjadi fokus utama dalam video, konten tersebut bisa dianggap tidak memenuhi syarat monetisasi.
- Mengandung Kekerasan. Konten yang menampilkan aksi kekerasan, perkelahian, atau tawuran tidak akan bisa lolos monetisasi. Bahkan, penggunaan senjata tajam seperti pisau atau golok dalam konteks yang tidak jelas bisa membuat video terkena pelanggaran. Jika penggunaan senjata hanya untuk keperluan memasak atau hal yang wajar, pastikan tidak mengarah langsung ke manusia agar tetap aman dari pelanggaran.
- Mengandung Ujaran Kebencian dan Phishing. Facebook melarang konten yang mengandung ujaran kebencian, diskriminasi, atau intimidasi terhadap individu atau kelompok tertentu. Selain itu, ada larangan mengunggah konten yang bersifat phishing atau menyesatkan. Jika video atau postingan mengandung informasi palsu yang bertujuan untuk menipu pengguna, maka konten tersebut tidak akan lolos monetisasi.
- Mengandung Perjudian atau Senjata Api. Konten yang mempromosikan perjudian atau memperlihatkan senjata api juga termasuk dalam kategori yang tidak dapat lolos monetisasi. Meskipun Facebook sendiri memiliki fitur iklan untuk perjudian, kreator individu tidak diperbolehkan mengunggah konten terkait perjudian atau senjata api, baik dalam bentuk penggunaan langsung maupun tidak langsung.
- Membahas Isu Politik Secara Berlebihan. Facebook sangat ketat terhadap konten yang membahas isu politik, terutama jika bertujuan untuk menyebarkan propaganda atau memengaruhi opini publik secara tidak netral. Kami menyarankan kreator untuk menghindari topik politik yang kontroversial agar tidak terkena pembatasan monetisasi.
- Memberikan Informasi Kesehatan Tanpa Keahlian. Konten yang memberikan informasi medis atau kesehatan tanpa dasar keilmuan yang jelas bisa dianggap menyesatkan. Facebook lebih mengutamakan sumber informasi kesehatan dari tenaga medis profesional, seperti dokter atau institusi kesehatan resmi. Jika seorang kreator bukan tenaga medis, sebaiknya hindari memberikan saran medis yang bisa membahayakan audiens.
Cara Membuat Konten yang Sesuai Kebijakan Facebook
- Pahami Pedoman Komunitas Facebook. Sebelum membuat konten, pastikan untuk membaca dan memahami Kebijakan Facebook agar tidak melanggar aturan.
- Gunakan Materi Asli. Pastikan konten yang Anda unggah adalah hasil karya sendiri dan tidak melanggar hak cipta orang lain.
- Hindari Konten Sensitif. Jangan membuat konten yang mengandung kekerasan, ujaran kebencian, atau unsur yang dapat merugikan pihak lain.
- Fokus pada Konten Kreatif dan Informatif. Buatlah konten yang kreatif dan memberikan nilai tambah bagi audiens. Konten yang edukatif dan menghibur lebih berpeluang mendapatkan monetisasi.
Untuk mendapatkan konten yang ramai interaksi dan tetap memenuhi kebijakan Facebook, Anda dapat membaca artikel ini.
Kesimpulan
Monetisasi konten di Facebook bisa menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan bagi kreator. Namun, ada beberapa aturan yang harus Anda perhatikan agar konten tetap memenuhi syarat untuk mendapatkan iklan. Ciri konten yang tidak akan lolos monetisasi karena melanggar kebijakan seperti penggunaan anak-anak sebagai aktor utama, kekerasan, ujaran kebencian, perjudian, dan topik sensitif lainnya.
Maka hindarilah dan Pastikan untuk selalu mematuhi pedoman komunitas dan terus berinovasi dalam membuat konten yang menarik dan sesuai aturan.
Salam interaksi dan semangat ngonten!